Deskripsi Salah satu unsur kalimah yang dapat disusun menjadi kalimah adalah kalimah isim (Kata Benda), kalimah isim dalam definisi kalangan ahli nahwu adalah :
هُوَ كَلِمَةٌ دَلَّتْ عَلَى مَعْنًى فِى نَفْسِهَا وَلَمْ تَقْتَرِنْ بِزَمَانٍ وَضْعًا
Artinya : Kalimah yang menunjukkan terhadap makna yang terdapat padanya dengan tidak disertai zaman dalam penggunaan maknanya.
Contoh Kalimah isim :
(Nama Orang) اَحْمَد
(Kata ganti ; Saya) انَا
(Buku) كِتَابٌ
(Kata ganti ; Saya) انَا
(Buku) كِتَابٌ
Kalimah isim dalam maknanya tidak disertai dengan zaman, maksudnya kalimah isim tidak diserta kata 'telah', 'sedang', 'akan'. Misal kata كِتَابٌ dalam maknanya tidak bisa telah/sedang/akan buku.
Ciri-ciri Kalimah Isim:
1.Muthlaqul Jar
Maksudnya, menerima i'rob jer. jadi setiap kalimah yang menerima i'rob jer adalah kalimah isim sebab i'rob jer hanya untuk mengi'robi kalimah isim. i'rob jer/khofd pada kalimah isim bisa disebabkan oleh:
a.Harful Jar
خَلَقَ الإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ
Lafadz عَلَقٍ adalah kalimah isim yang ditandai dengan masuknya huruf jer مِنْ
Maksudnya, menerima i'rob jer. jadi setiap kalimah yang menerima i'rob jer adalah kalimah isim sebab i'rob jer hanya untuk mengi'robi kalimah isim. i'rob jer/khofd pada kalimah isim bisa disebabkan oleh:
a.Harful Jar
خَلَقَ الإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ
Lafadz عَلَقٍ adalah kalimah isim yang ditandai dengan masuknya huruf jer مِنْ
b.Idhofah, yaitu adanya susunan mudhof dan mudhof ilaih, contoh رسول اللهِ
Lafadz اللهِ adalah kalimah isim yang menjadi mudhof ilaih, dan lafadz رسول disebut dengan mudhof. Artinya setiap mudhof ilaih hukumnya adalah jar/ beri'rob jar, dan setiap kalimah jar adalah kalimah isim.
Lafadz اللهِ adalah kalimah isim yang menjadi mudhof ilaih, dan lafadz رسول disebut dengan mudhof. Artinya setiap mudhof ilaih hukumnya adalah jar/ beri'rob jar, dan setiap kalimah jar adalah kalimah isim.
c.Tabi', yaitu karena mengikuti kalimah lain dalam beri'rob jar. baik dengan Na'at, Athof, Taukid atau badal. contoh: بِسْمِ اللهِ الرحمنِ الرحيمِLafadz الرحمنِ الرحيمِ adalah kalimah isim yang dijerkan karena mengikuti i'robnya lafadz اللهِ .
2.Tanwin Khassah
Tanwin adalah Suara Nun Mati (نْ) yang berada pada akhir kalimah isim. Tanwin khasah adalah tanwin yang khusus masuk pada kalimah isim, yaitu pada isim mu'rob (Tanwin Tamkin), isim mabni (Tanwin Tankir), jamak muannats salim (Tanwin Muqobalah), isim mudhof (Tanwin Iwad), contoh :
كِتَابٌ
Jadi setiap kalimah yang ditanwin (baik tanwin dhommah, fathah atau kasroh) adalah kalimah isim.
Tanwin adalah Suara Nun Mati (نْ) yang berada pada akhir kalimah isim. Tanwin khasah adalah tanwin yang khusus masuk pada kalimah isim, yaitu pada isim mu'rob (Tanwin Tamkin), isim mabni (Tanwin Tankir), jamak muannats salim (Tanwin Muqobalah), isim mudhof (Tanwin Iwad), contoh :
كِتَابٌ
Jadi setiap kalimah yang ditanwin (baik tanwin dhommah, fathah atau kasroh) adalah kalimah isim.
3.Alif Lam (ال)
Setiap kalimah yang dimasuki ال di awalnya adalah kalimah isim. Baik ال yang memakrifatkan (menghususkan makna), ال maushulah (isim maushul), atau hanya tambahan (zaidah).
contoh:
الحمد، المحبوب، الذي
setiap kalimah yang dimasuki ال tidak boleh ditanwin, begitu juga sebaliknya.
Setiap kalimah yang dimasuki ال di awalnya adalah kalimah isim. Baik ال yang memakrifatkan (menghususkan makna), ال maushulah (isim maushul), atau hanya tambahan (zaidah).
contoh:
الحمد، المحبوب، الذي
setiap kalimah yang dimasuki ال tidak boleh ditanwin, begitu juga sebaliknya.
4.Nida
Yaitu menjadi Munada (yang dipanggil), dengan huruf-huruf nida, contoh :
يَا زَيْدُ، يَا رَجُلُ (hai laki-laki, hai zaed)
Yaitu menjadi Munada (yang dipanggil), dengan huruf-huruf nida, contoh :
يَا زَيْدُ، يَا رَجُلُ (hai laki-laki, hai zaed)
Pembagian Isim Berdasarkan Jenisnya:
Isim berdasarkan jenisnya dibagi menjadi dua bagian yaitu isim mudzakkar (laki-laki) dan isim muannats (perempuan), masing-masing bagian tersebut ada yang faktanya berjenis kelamin laki-laki (hakiki) dan perempuan (hakiki) dan ada yang hanya lafadznya saja, sedangkan faktanya sama sekali tidak diketahui jenis kelaminnya (benda). Mudzakkar hakiki dan muannats hakiki sangat mudah dibedakan dan tidak memerlukan ciri-ciri khusus, sedangkan yang lafdzi untuk membedakannya diperlukan ciri-ciri serta cakupannya.
Ciri Muannats Lafdzi: diakhiri dengan ta’ marbuthoh (ة)
Contoh : النَّافِذَةُ ، المَدْرَسَةُ
Contoh : النَّافِذَةُ ، المَدْرَسَةُ
Cakupan Muannats Lafdzi meliputi :
•Alat tubuh yang berpasangan
Contoh: عَيْنٌ ، يَدٌّ ، أُذُنٌ ، رِجْلٌ
•Benda yang tidak dapat dihitung
Contoh: سَحَابٌ ، رِيْحٌ ، النَّارُ
•Oleh orang Arab digolongkan muannats (sima’i)
Contoh: النَّفْسُ ، السَّمَاءُ ، سُوْقٌ ، طَرِيْقٌ ، دَارٌ ، قَمَرٌ ، سَمْشٌ ، اَرْضٌ
•Seluruh benda yang jumlahnya lebih dari dua satuan (jamak).
Kaidahnya: كُلُّ جَمْعٍ مُؤَنَّثٌ (setiap jamak adalah muannats)
Contoh: اَبْوَابٌ (pintu-pintu) نَوَافِذُ (jendela-jendela)
•Alat tubuh yang berpasangan
Contoh: عَيْنٌ ، يَدٌّ ، أُذُنٌ ، رِجْلٌ
•Benda yang tidak dapat dihitung
Contoh: سَحَابٌ ، رِيْحٌ ، النَّارُ
•Oleh orang Arab digolongkan muannats (sima’i)
Contoh: النَّفْسُ ، السَّمَاءُ ، سُوْقٌ ، طَرِيْقٌ ، دَارٌ ، قَمَرٌ ، سَمْشٌ ، اَرْضٌ
•Seluruh benda yang jumlahnya lebih dari dua satuan (jamak).
Kaidahnya: كُلُّ جَمْعٍ مُؤَنَّثٌ (setiap jamak adalah muannats)
Contoh: اَبْوَابٌ (pintu-pintu) نَوَافِذُ (jendela-jendela)
*Apabila tidak terdapat ciri muannats dan tidak tercakup dalam isim muannats seperti di atas, maka isim tersebut adalah Mudzakkar.
Pembagian Isim Berdasarkan Jumlah Benda
Berdasarkan jumlah bendanya isim dibagi menjadi tiga, yaitu isim mufrod, isim mutsanna dan isim jamak.
Isim mufrod adalah isim yang jumlah bendanya satu satuan (satu biji, satu helai, satu pohon dan sebagainya), biasanya ditandai dengan dhommah, fathah, kasroh.
Isim mutsanna adalah isim yang jumlah bendanya dua satuan. Tanda khas yang mudah diketahui dari isim ini adalah akhirannya …انِ atau …يْنِ untuk mudzakkar dan تَانِ atau تَيْنِ untuk muannats.
Isim jamak adalah isim yang jumlah bendanya lebih dari dua satuan. Isim jamak ini dibagi tiga bagian, yaitu jamak mudzakkar salim (جَمْعُ الْمُذَكَّرِ السَّلِمِ), jamak muannats salim (جَمْعُ الْمُؤَنَّثِ السَّلِم) dan jamak taksir (جَمْعُ التَّكْسِيْرِ).
1.Isim jamak mudzakkar salim berasal dari isim mudzakkar mufrod dan rangkaian hurufnya tidak ada yang diubah hanya ditambah (ـُوْنَ) atau (ـِيْنَ) di akhirnya.
Contoh : مُسْلِمُوْنَ atau مُسْلِمِيْنَ berasal dari مُسْلِمٌ
Contoh : مُسْلِمُوْنَ atau مُسْلِمِيْنَ berasal dari مُسْلِمٌ
2.Isim jamak muannats salim berasal dari isim muannats mufrod dan rangkaian hurufnya tidak ada yang dirubah hanya ta’ marbuthoh di akhir kata yang menjadi ciri isim muannats dipisahkan dulu dengan menambah alif mati menjadi ـَاتٌ atau ـَاتٍ.
3.Isim jamak taksir dapat berasal dari isim mudzakkar mufrod atau isim muannats mufrodah, akan tetapi rangkaian hurufnya terjadi pemecahan baik ditambah atau dikurangi. Isim ini tidak memiliki aturan dan cirri khas, sehingga harus dihafal.
Contoh :
اَبْوَابٌ berasal dari بَابٌ
نَافِذَةٌ berasal dari نَوَافِذُ
Contoh :
اَبْوَابٌ berasal dari بَابٌ
نَافِذَةٌ berasal dari نَوَافِذُ
Berdasarkan Terdefinisi (Khusus) atau Tidak Terdefinisi (Umum)
Berdasarkan umum dan khususnya isim dibagi menjadi dua, yaitu isim nakiroh (umum) dan isim ma’rifat (khusus).
1.Isim nakiroh ditandai dengan adanya tanwin ( ـًـ ، ــٍ ، ــٌ )
Contoh : هُدٌى ، كِتَابٌ
1.Isim nakiroh ditandai dengan adanya tanwin ( ـًـ ، ــٍ ، ــٌ )
Contoh : هُدٌى ، كِتَابٌ
2.Isim ma’rifat mencakup tujuh jenis, yaitu :
a.Isim yang diawali dengan Al (لا)
Contoh : الهُدَى ، الكِتَابُ
b.Isim dhomir (kata ganti)
c.Isim isyaroh (kata tunjuk)
d.Isim maushul (kata sambung)
e.Isim alam (nama)
f.Isim munada (yang dipanggil)
g.Isim idhofat (yang disandarkan)
a.Isim yang diawali dengan Al (لا)
Contoh : الهُدَى ، الكِتَابُ
b.Isim dhomir (kata ganti)
c.Isim isyaroh (kata tunjuk)
d.Isim maushul (kata sambung)
e.Isim alam (nama)
f.Isim munada (yang dipanggil)
g.Isim idhofat (yang disandarkan)
a.Isim Dhomir
Kata ganti ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk menggantikan isim tertentu.
Berdasarkan penampakkannya dalam tulisan, isim dhomir dibagi dua, yaitu isim dhomir bariz (tampak dalam tulisan) dan isim dhomir mustatir (tidak tampak dalam tulisan).
Isim dhomir bariz dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu isim dhomir bariz muttashil (tersambung dengan kata lain) seperti : لَ + كُمْ = لَكُمْ dan isim dhomir bariz munfashil (berdiri sendiri) seperti : اَنْتَ ، هُوَ
Kata ganti ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk menggantikan isim tertentu.
Berdasarkan penampakkannya dalam tulisan, isim dhomir dibagi dua, yaitu isim dhomir bariz (tampak dalam tulisan) dan isim dhomir mustatir (tidak tampak dalam tulisan).
Isim dhomir bariz dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu isim dhomir bariz muttashil (tersambung dengan kata lain) seperti : لَ + كُمْ = لَكُمْ dan isim dhomir bariz munfashil (berdiri sendiri) seperti : اَنْتَ ، هُوَ
b.Isim isyaroh
Kata tunjuk digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk menunjuk isim-isim tertentu.
Kata tunjuk ini berbeda sesuai dengan Ietak isim yang ditunjuk serta jenis dan jumlahnya. Perbedaan kata tunjuk ini antara isim dekat (qorib) dengan jauh (ba’id) yaitu ha tanbih ( هَـ ) di awal untuk qorib dan adanya dhomir mukhotob di akhir untuk isim ba’id ( كُمَا ، كَ atau كُمْ ). Selain isim isyaroh ada yang dikaitkan dengan letak, jenis dan jumlahnya, ada juga isim isyaroh yang dikaitkan dengan letaknya saja.
Seperti : هُنَا ، هُنَاكَ ، هُنَالِكَ
Kata tunjuk digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk menunjuk isim-isim tertentu.
Kata tunjuk ini berbeda sesuai dengan Ietak isim yang ditunjuk serta jenis dan jumlahnya. Perbedaan kata tunjuk ini antara isim dekat (qorib) dengan jauh (ba’id) yaitu ha tanbih ( هَـ ) di awal untuk qorib dan adanya dhomir mukhotob di akhir untuk isim ba’id ( كُمَا ، كَ atau كُمْ ). Selain isim isyaroh ada yang dikaitkan dengan letak, jenis dan jumlahnya, ada juga isim isyaroh yang dikaitkan dengan letaknya saja.
Seperti : هُنَا ، هُنَاكَ ، هُنَالِكَ
c.Isim Maushul ( اِسْمُ الْمَوْصُوْلِ )
Isim maushul ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk mengkhususkan suatu isim tertentu dengan kalimat yang ada sesudahnya.
Selain isim maushul yang digunakan untuk menghubungkan isim berdasarkan jenis dan jumlahnya, ada pula isim maushul yang sifatnya umum (tidak dilihat mudzakkar atau muannats-nya) yang digunakan untuk yang berakal atau yang tidak. Yaitu مَا (apa-apa, apa saja) digunakan untuk isim yang tidak berakal (اِسْمُ المَوْصُوْلِ لِغَيْرِ اِلْعَاقِلِ ) dan مَنْ (siapa saja/barang siapa) digunakan untuk isim yang berakal ( اِسْمُ المَوْصُوْلِ لِلْعَاقِلِ ).
Isim maushul ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk mengkhususkan suatu isim tertentu dengan kalimat yang ada sesudahnya.
Selain isim maushul yang digunakan untuk menghubungkan isim berdasarkan jenis dan jumlahnya, ada pula isim maushul yang sifatnya umum (tidak dilihat mudzakkar atau muannats-nya) yang digunakan untuk yang berakal atau yang tidak. Yaitu مَا (apa-apa, apa saja) digunakan untuk isim yang tidak berakal (اِسْمُ المَوْصُوْلِ لِغَيْرِ اِلْعَاقِلِ ) dan مَنْ (siapa saja/barang siapa) digunakan untuk isim yang berakal ( اِسْمُ المَوْصُوْلِ لِلْعَاقِلِ ).
d.Isim Alam ( اِسْمُ الْعَلَمِ )Isim alam adalah isim yang digunakan untuk nama tertentu tanpa membutuhkan penjelasan. Isim ini ma’rifat karena setiap nama menunjukkan isim tertentu. Pada bagian ini akan dikhususkan pada kata yang digunakan untuk nama manusia. yang dibagi menjadi 3 golongan, yaitu :•Isim khos (nama asli)Contoh : عَائِشَةُ ، عُمَرُ•Kunyah ( كُنْيَةٌ ) : julukanAdalah nama yang diawali dengan kata : اِبْنٌ ، اُمٌّ ، اَبٌ dan بِنْتٌContoh : اُمُّ الْمؤمنين ، اِبْنُ الْخَطَّابِ ، اَبُوْ حَفْصٍ dan lain-lain.•Laqob ( لَقَبٌ ) : gelarDiberikan khusus kepada orang-orang yang mempunyai kelebihan dalam suatu perkara.Contoh : الصِّدِّيْقُ ، الرَّشِيْدُ ، الفَارُوْقُ dan lain-lain.
e.Isim Munada ( اِسْمُ الْمُنَادَى )Adalah isim yang berada setelah huruf nida. Isim ini menjadi ma’rifat karena setiap objek yang diseru. pasti telah tertentu dan diketahui oleh si penyeru. Huruf nida terdiri dari huruf nida untuk dekat, untuk jauh dan untuk dekat dan jauh.Isim munada dibagi lima, yaitu : mufrod alam, nakiroh maqsudah, mudhofan, sibhul mudhof, nakiroh ghoiru maqsudah dan khusus lafdzul jalalah. Pada bagian ini hanya dibahas tiga jenis isim munada yang banyak dijumpai dalam Al-Qur’an atau bacaan sehari-hari, yaitu isim munada mufrod (satu kata), munada mudhofan dan isim munada khusus lafdzul jalalah.•Isim munada mufrodYaitu isim munada yang terdiri dari satu kata bentuknya nakiroh, akan tetapi tidak boleh pakai tanwin setelah diawali huruf nida. Tanda akhirnya tetap rofa (salah satu tandanya dhommah).Contoh : يَا مُسْلِمُ•Isim munada mudhofanIsim munada yang berbentuk idhofah (disandarkan). Tanda akhir untuk kata yang disandarkan adalah nashob (salah satunya fathah).Contoh : يَا رَسُوْلَ اللهِKadang-kadang huruf nida dapat dibuang jika berbentuk do’aseperti : يَا رَبَّنَا menjadi رَبَّنَا•Isim munada khusus lafdzul jalalah (اَللهُ)Sebenarnya termasuk isim munada mufrod, akan tetapi isim munada ini ada pengkhususan yaitu : bentuknya ma’rifat يَا اَللهُ dan huruf nida bisa diganti dengan huruf mim yang bertasydid ditarik di akhirnya yaitu : اَللّهُمَّCatatan : Apabila isim munada mufrod dalam bentuk ma’rifat baik dengan ” لا ” ataupun isim maushul, maka setelah يا tidak dapat langsung tersambung dengan isim tersebut, tetapi harus diselingi dengan lafadz اَيُّهَا (untuk isim mudzakkar) dan اَيَّتُهَا (untuk isim muannats).Contoh : يَااَيَّتُهَا النَّفْسُ ، يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ
f.Isim Idhofat (kata yang disandarkan) ( اِسْمُ اْلإِضَافَةِ )Penyandaran (idhofat) ini hanya terjadi antara dua isim (tidak fiil dan tidak juga huruf) Isim yang pertama yang disandarkan disebut mudhof ( مُضَافٌ ) sedangkan isim yang disandari disebut mudhof ilaihi (مُضَافٌ إِلَيْهِ ), yang merupakan isim ma’rifat adalah isim yang menjadi mudhof, sedangkan yang menjadi mudhof ilaihi dapat ma’rifat dapat pula nakiroh tergantung bentuknya. Yang perlu dipahami bahwa mudhof ilaihi itu tidak boleh kata sifat, dan bentuknya tetap majrur (salah satu tandanya kasroh).Sedang ketentuan untuk mudhof adalah :•Tidak boleh ada ” لا “•Tidak boleh tanwin•Apabila isim mutsanna dan jamak mudzakkar salim, nun yang berada di akhirnya dibuang.Contoh : رَسُوْلُ اللهِ = اللهُ + رَسُوْلٌوَالِدَيْهِ = ـهِ + وَالِدَيْنِبَنِيْ اِسْرَائِيْلَ = اِسْرَائِيْلَ + بَنِيْنَ
e.Isim Munada ( اِسْمُ الْمُنَادَى )Adalah isim yang berada setelah huruf nida. Isim ini menjadi ma’rifat karena setiap objek yang diseru. pasti telah tertentu dan diketahui oleh si penyeru. Huruf nida terdiri dari huruf nida untuk dekat, untuk jauh dan untuk dekat dan jauh.Isim munada dibagi lima, yaitu : mufrod alam, nakiroh maqsudah, mudhofan, sibhul mudhof, nakiroh ghoiru maqsudah dan khusus lafdzul jalalah. Pada bagian ini hanya dibahas tiga jenis isim munada yang banyak dijumpai dalam Al-Qur’an atau bacaan sehari-hari, yaitu isim munada mufrod (satu kata), munada mudhofan dan isim munada khusus lafdzul jalalah.•Isim munada mufrodYaitu isim munada yang terdiri dari satu kata bentuknya nakiroh, akan tetapi tidak boleh pakai tanwin setelah diawali huruf nida. Tanda akhirnya tetap rofa (salah satu tandanya dhommah).Contoh : يَا مُسْلِمُ•Isim munada mudhofanIsim munada yang berbentuk idhofah (disandarkan). Tanda akhir untuk kata yang disandarkan adalah nashob (salah satunya fathah).Contoh : يَا رَسُوْلَ اللهِKadang-kadang huruf nida dapat dibuang jika berbentuk do’aseperti : يَا رَبَّنَا menjadi رَبَّنَا•Isim munada khusus lafdzul jalalah (اَللهُ)Sebenarnya termasuk isim munada mufrod, akan tetapi isim munada ini ada pengkhususan yaitu : bentuknya ma’rifat يَا اَللهُ dan huruf nida bisa diganti dengan huruf mim yang bertasydid ditarik di akhirnya yaitu : اَللّهُمَّCatatan : Apabila isim munada mufrod dalam bentuk ma’rifat baik dengan ” لا ” ataupun isim maushul, maka setelah يا tidak dapat langsung tersambung dengan isim tersebut, tetapi harus diselingi dengan lafadz اَيُّهَا (untuk isim mudzakkar) dan اَيَّتُهَا (untuk isim muannats).Contoh : يَااَيَّتُهَا النَّفْسُ ، يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ
f.Isim Idhofat (kata yang disandarkan) ( اِسْمُ اْلإِضَافَةِ )Penyandaran (idhofat) ini hanya terjadi antara dua isim (tidak fiil dan tidak juga huruf) Isim yang pertama yang disandarkan disebut mudhof ( مُضَافٌ ) sedangkan isim yang disandari disebut mudhof ilaihi (مُضَافٌ إِلَيْهِ ), yang merupakan isim ma’rifat adalah isim yang menjadi mudhof, sedangkan yang menjadi mudhof ilaihi dapat ma’rifat dapat pula nakiroh tergantung bentuknya. Yang perlu dipahami bahwa mudhof ilaihi itu tidak boleh kata sifat, dan bentuknya tetap majrur (salah satu tandanya kasroh).Sedang ketentuan untuk mudhof adalah :•Tidak boleh ada ” لا “•Tidak boleh tanwin•Apabila isim mutsanna dan jamak mudzakkar salim, nun yang berada di akhirnya dibuang.Contoh : رَسُوْلُ اللهِ = اللهُ + رَسُوْلٌوَالِدَيْهِ = ـهِ + وَالِدَيْنِبَنِيْ اِسْرَائِيْلَ = اِسْرَائِيْلَ + بَنِيْنَ
Berdasarkan Huruf Akhir dan Sakal (tanda) Akhirnya
Berdasarkan huruf akhir dan sakal akhirnya isim dibagi 4 jenis, yaitu isim shohih akhir, isim mu’tal akhir, asmaul khomsah dan isim ghoiru munshorif.
1.Isim shohih akhir ini sudah dibahas pada bab-bab sebelumnya, terdiri dari isim mufrod, mutsanna, jamak taksir, jamak mudzakkar salim dan jamak muannats salim.
2.Isim mu’tal akhir artinya isim yang huruf akhirnya berupa huruf illat yaitu alif mati atau ya’ mati ( ىْ atau يْ ). Jika akhirnya alif mati disebut isim maqshur ( الاِسْمُ المَقْصُوْرُ ) seperti : مُوْسَى ، هُدَى , dan jika akhirnya ya’ mati disebut isim manqus ( الاِسْمُ المَنْقُوْصُ ) seperti : الهَادِيْ ، القَاضِيْ
3.Asmaul khomsah (isim yang lima) adalah isim yang jumlahnya lima buah, yaitu : اَبٌ ، اَخٌ ، حَمٌ ، فُ ، ذُ . Kelimanya memiliki kesamaan bentuk yaitu diakhiri dengan wawu jika rofa’ seperti : اَبُوْكَ ، اَخُوْكَ ، حَمُوْكَ ، فُوْكَ ، ذُوْ مَالٍ
Diakhiri dengan alif jika nashob, seperti : اَبَاكَ ، اَخَاكَ ، حَمَاكَ ، فَاكَ ، ذَا مَالٍ
Diakhiri dengan ya’ jika majrur, seperti : اَبِيْكَ ، اَخِيْكَ ، حَمِيْكَ ، فِيْكَ ، ذِيْمَالٍ
Diakhiri dengan alif jika nashob, seperti : اَبَاكَ ، اَخَاكَ ، حَمَاكَ ، فَاكَ ، ذَا مَالٍ
Diakhiri dengan ya’ jika majrur, seperti : اَبِيْكَ ، اَخِيْكَ ، حَمِيْكَ ، فِيْكَ ، ذِيْمَالٍ
4.Isim ghoiru munshorif (isim yang tidak menerima tanwin).
Ada beberapa isim yang tidak ber ” لا ” dan bukan sebagai mudhof, akan tetapi tidak dapat menerima tanwin. Isim semacam ini disebut isim ghoiru munshorif. Yang termasuk isim ghoiru munshorif adalah :
•Sebagian besar nama orang yang bukan bentukan dari kata lain, seperti : فَاطِمَةُ ، عُثْمَانُ ، عُمَرُ dll.
•Shighot muntahal jumuk ( صغة منتهى الجموع ), bentuk jamak yang sama dengan مَفَاعِلُ dan مَفَاعِيْلُ, seperti : مَسَاجِدُ
•Mengandung alif ta’nits mamdudah ( الف التأنيث الممدودة ) seperti : صَحْرَاءُ ، سَوْدَائُ ، حَمْرَاءُ
Ada beberapa isim yang tidak ber ” لا ” dan bukan sebagai mudhof, akan tetapi tidak dapat menerima tanwin. Isim semacam ini disebut isim ghoiru munshorif. Yang termasuk isim ghoiru munshorif adalah :
•Sebagian besar nama orang yang bukan bentukan dari kata lain, seperti : فَاطِمَةُ ، عُثْمَانُ ، عُمَرُ dll.
•Shighot muntahal jumuk ( صغة منتهى الجموع ), bentuk jamak yang sama dengan مَفَاعِلُ dan مَفَاعِيْلُ, seperti : مَسَاجِدُ
•Mengandung alif ta’nits mamdudah ( الف التأنيث الممدودة ) seperti : صَحْرَاءُ ، سَوْدَائُ ، حَمْرَاءُ