* anti copy

Sunday, 26 February 2017

KEUTAMAAN BERSODAQOH



Assalamualaykum W.R.W.B.
ALHAMDULILLAHIROBBIL ALAMIN, ASSOLATU WASSALAMU ‘ALA ASROFIL AMBIYA IWAL MURSALIN, WA A’LA ALIHI WA SOHBIHI AJ MA’IN, AMMA BA’DU.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan sukur kepada Allah S.W.T., karena Dia telah memberikan ni’mat kepada kita, sehingga kita bisa hadir ditempat yang kita cintai ini....
Kemudia solawat dan salam kita tujukan kepada nabi Muhammad S.A.W. karena beliau telah membawa kita dari alamjahiliyah menuju alam islamiyah seperti yang kita rasakan pada saat ini..
Adapun judul kultum kita pada kesempatan kali ini adalah:KEUTAMAAN BERSODAQOH
Allah s.w.t. berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 254
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah atau sedekahkanlah sebagian rezeki yang telah Allah berikan kepadamu….
Jadi, Allah s.w.t. memerintahkan kepada kita untuk senantiasa bersodaqoh atau selalu menolong teman dan menolong orang lain…
Keutamaan sodaqoh ialah:
Yang pertama: membiasakan diri untuk menolong orang lain.
Kalau kita mau menolong sesame muslim, maka Allah juga akan menolong kita,, tapi kalau kita tidak mau menolong sesame muslim, maka Allah juga tidak akan menolong kita.
Maka untuk itu, mari kita senantiasa bersedekah, supaya Allah mau menolong kita…
Yang kedua: Sodaqoh dapat membersihkan harta kita, dan sodaqoh juga dapat mensucikan jiwa kita
Kalau kita bersedekah kepada orang yang tidak mampu, berarti kita telah mensucikan harta kita, dan mensucikan jiwa kita…
Kalau jiwa kita telah bersih, maka kita akan dimasukkan oleh Allah kedalam surga…
Kaum muslimin yang berbahagia…
Inilah yang dapat saya sampaikan..
Wassalamualaykum w.r.w.b.

,

MENSUKURI NIKMAT ALLAH


Assalamualaykum W.R.W.B.
ALHAMDULILLAHIROBBIL ALAMIN, ASSOLATU WASSALAMU ‘ALA ASROFIL AMBIYA IWAL MURSALIN, WA A’LA ALIHI WA SOHBIHI AJ MA’IN, AMMA BA’DU.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan sukur kepada Allah S.W.T., karena Dia telah memberikan ni’mat kepada kita, sehingga kita bisa hadir ditempat yang kita cintai ini....
Kemudia solawat dan salam kita tujukan kepada nabi Muhammad S.A.W. karena beliau telah membawa kita dari alamjahiliyah menuju alam islamiyah seperti yang kita rasakan pada saat ini..
Adapun judul kultum kita pada kesempatan kali ini adalah: MENSUKURI NIKMAT ALLAH
ALLAH s.w.t. telah memberikan nikmat yang banyak kepada kita, sebagaimana firman Allah dalam surat al kausar ayat 1 dan 2
Sesungguhnya, Allah telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak…
Maka dirikanlah solat, dan berkurbanlah….
Teman-temanku yang berbahagia
Ayat diatas menerangkan kepada kita, bahwa Allah telah memberikan nikmat yang banyak kepada kita, maka kita harus mensukurinya, yaitu dengan cara mendirikan solat dan berkurban.
Kalau kita mensukuri nikmat yang Allah berikan kepada kita, maka Allah akan menambah nikmat dan rahmatnya kepada kita.
Seperti mana firman Allah s.w.t. yang artinya:
Apabila kamu bersukur atas nikmat Allah, maka Allah akan menambahnya, dan apabila kamu tidak bersukur, maka akan mendapat azab yang sangat menyakitkan…
Jadi, kalau kita menadapat nikmat berupa harta, maka kita harus bersukur kepada Allah s.w.t., supaya harta kita dapat ditambah oleh Allah.
Dan kalau kita mendapat nikmat iman, maka kita juga harus bersukur, suapaya iman kita bertambah…
Kaum muslimin wal muslimat rohimakumulloh
Inilah yang dapat saya sampaikan, lebih dan kurang saya mohon maaf,
Wassalamualaykum w.r.w.b.

,

ORANG YANG DIRINDUKAN OLEH SURGA



Assalamualaykum W.R.W.B.
ALHAMDULILLAHIROBBIL ALAMIN, ASSOLATU WASSALAMU ‘ALA ASROFIL AMBIYA IWAL MURSALIN, WA A’LA ALIHI WA SOHBIHI AJ MA’IN, AMMA BA’DU.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan sukur kepada Allah S.W.T., karena Dia telah memberikan ni’mat kepada kita, sehingga kita bisa hadir ditempat yang kita cintai ini....
Kemudia solawat dan salam kita tujukan kepada nabi Muhammad S.A.W. karena beliau telah membawa kita dari alamjahiliyah menuju alam islamiyah seperti yang kita rasakan pada saat ini..
Adapun judul kultum kita pada kesempatan kali ini adalah: ORANG-ORANG YANG DIRINDUKAN OLEH SURGA
Rasulullah s.a.w. bersabda yang artinya:
Surga akan merindukan dan akan memanggil tiga golongan manusia.
Yang pertama: Orang yang selalu membaca Al-Quran.
Kalau kita selalu membaca Al-Quran, maka surga akan memanggil kita, dan kalau surga memanggil kita, berarti kita boleh memasuki surga tersebut…
Yang kedua: Surga akan merindukan orang yang selalu berkata benar dan jujur. Maka untuk itu, janganlah kita berbicara bohong, kalau kita berbicara bohong, maka orang lain akan menjauhi kita, dan kita tidak akan dimasukkan kedalam surga.
Yang ketiga: Surga merindukan orang mau menolong orang yang kelaparan.
Dan yang kepempat: surga merindukan orang yang berpuasa dibulan romadan…
Kalau kita mau berpuasa dibulan romadan, maka kita akan dimasukkan kedalam surga,,
Kaum muslimin yang berbahagia.
Inilah yang dapat saya sampaikan, dan semoga Allah s.w.t. memasukkan kita kedalam surga,
Amin ya robbal alamin….
Wassalamualaykum w.r.w.b

,

MENJAGA HATI


Assalamualaykum W.R.W.B.
ALHAMDULILLAHIROBBIL ALAMIN, ASSOLATU WASSALAMU ‘ALA ASROFIL AMBIYA IWAL MURSALIN, WA A’LA ALIHI WA SOHBIHI AJ MA’IN, AMMA BA’DU.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan sukur kepada Allah S.W.T., karena Dia telah memberikan ni’mat kepada kita, sehingga kita bisa hadir ditempat yang kita cintai ini....
Kemudia solawat dan salam kita tujukan kepada nabi Muhammad S.A.W. karena beliau telah membawa kita dari alamjahiliyah menuju alam islamiyah seperti yang kita rasakan pada saat ini..
Adapun judul kultumkita pada kesempatan kali ini adalah: MENJAGA HATI
Menjaga hati dari sifat yang tidak baik adalah kewajiban kita sebagai seorang hamba Allah, maka untuk itu, kita harus menjaga hati kita dari beberapa penyekit hati, yaitu:
Yang pertama, kita harus menjaga hati kita dari sifat sombong.
bila kita merasa pintar, masih ada yang lebih pintar dari kita, dan bila kita merasa kaya, masih ada lagi yang lebih kaya dari kita... maka  untuk itu, janganlah kita menjadi orang yang sombong.
Yang kedua, janganlah kita merasa putus asa, baik dalam bekerja, maupun dalam menuntut ilmu.
Kita tidak boleh putus asa dalam menuntut ilmu, karena menuntut ilmu itu wajib bagi umat Islam
Kaum Muslimin yang berbahagia.
Walaupun orang lain tidak tahu isi hati kita, tapi Allah lebih tahu apa yang ada dalam hati kita, maka untuk itu, mari kita menjaga hati kita dari sifat yang tidak baik.

,

Sunday, 19 February 2017

Renungan Hati : Untukmu Wahai Yang Lalai Dari Hakikat Tujuan Hidup (تَفْكِيْر )


Assalamu'alaikum Sahabatku Dunia Islami,
Hari berganti hari, tahun berganti tahun, tiada terasa begitu banyak hal-hal yang telah kita perbuat, sedangkan usia semakin menggiring kepada kematian, tapi tidak seorang pun dari kita yang mengetahui apakah amalannya diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala atau justru ia tertolak sehingga menjadi orang yang merugi.
Pergantian tahun merupakan momen penting bagi kita untuk introspeksi (muhasabah), melihat kembali apa yang telah kita kerjakan pada masa yang lalu untuk berbuat lebih baik di sisa waktu. 
Semoga tulisan kali ini dapat memberi sedikit pencerahan kepada kita dalam meningkatkan kualitas iman dan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, amiin.
Muhasabah (menghisab) diri ada dua macam: menghisab sebelum berbuat dan menghisab sesudahnya.
Adapun yang pertama (menghisab sebelum berbuat) adalah berfikir pada awal perencanaan dan kehendaknya dan tidak langsung berbuat sampai jelas baginya mana yang baik, melakukan rencananya atau meninggalkannya.
Al Hasan Al Bashri Rahimahullah berkata, “Allah merahmati seseorang yang berfikir pada awal perencanaannya, apabila (rencananya itu) karena Allah ia lanjutkan, dan apabila karena selainnya ia tinggalkan.”
Sebagian ulama menjabarkan hal ini: apabila jiwa seseorang tergerak mengerjakan sesuatu, hendaknya ia merenung dan mengamati apakah rencananya itu dalam batas kesanggupannya atau tidak? 
Apabila ia di luar batas kesanggupannya, hendaknya ia berhenti. Sedangkan apabila masih dalam batas kesanggupannya, hendaknya ia merenung dan mengamati kembali, apakah menjalaninya yang lebih baik ataukah meninggalkannya.
Apabila jawabannya yang kedua, hendaknya ia meninggalkannya dan tidak menjalaninya. Sedangkan apabila jawabannya yang pertama, ia merenung dan mengamati sekali lagi, apakah motivasinya mengharapkan wajah Allah Azza Wa Jalla dan pahala-Nya atau mengharapkan kedudukan, pujian dan harta dari makhluk? 
Apabila jawabannya yang kedua, hendaknya ia tidak menjalaninya meskipun rencananya membantunya meraih harapan-harapannya, agar jiwanya tidak terbiasa dengan kesyirikan sehingga menjadi ringan baginya berbuat bukan karena Allah, karena semakin ringan bagi seseorang berbuat demikian semakin berat pula baginya berbuat karena Allah Ta’ala, hingga ikhlas menjadi perkara yang terberat bagi dia.
Sedangkan apabila jawabannya adalah yang pertama, ia merenung dan mengamati lagi apakah faktor-faktor yang memudahkan terpenuhi, ia memiliki rekan-rekan yang siap membantu atau membelanya, apabila rencananya tersebut membutuhkan orang-orang yang membantunya? 
Apabila ia tidak memiliki rekan-rekan yang membantunya, hendaknya ia menahan dirinya sebagaimana Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabar dari berjihad di Makkah sampai ia memiliki kekuatan dan shahabat-shahabat yang membelanya. Dan apabila ia memiliki rekan-rekan yang menolongnya, silahkan ia lanjutkan karena sesungguhnya ia akan menang.
Keberhasilan tidak akan pergi kecuali dari orang yang menelantarkan salah satu dari perkara-perkara ini, karena kapan perkara-perkara di atas terpenuhi pada seseorang keberhasilan pasti menyertainya.
Ini adalah empat tingkatan, seseorang perlu menghisab dirinya pada tingkatan-tingkatan tersebut sebelum berbuat. Karena tidak semua yang ingin dilakukan seseorang, di dalam batas kesanggupannya. Dan tidak semua yang ia sanggupi, mengerjakannya lebih baik dari meninggalkannya. 
Dan tidak semua yang mengerjakannya lebih baik dari meninggalkannya, seseorang mengerjakannya karena Allah. Dan tidak semua yang niatnya karena Allah faktor-faktor pendukungnya terpenuhi. Apabila seseorang menghisab dirinya di atas empat tingkatan ini jelaslah baginya mana yang harus ia kerjakan dan mana yang harus ia tinggalkan.
Yang kedua: Menghisab diri sesudah berbuat. Dan hal ini ada tiga macam:Yang pertama, menghisab diri atas suatu ketaatan yang usai ia kerjakan namun ia kurang memenuhi hak Allah Subhanahu Wa Ta’ala padanya, sehingga ia belum menunaikannya dalam bentuk yang seharusnya.
Dan hak Allah di dalam suatu amalan ketaatan ada enam macam: ikhlas dalam berbuat, totalitas dalam beribadah kepada-Nya, mencontoh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam pelaksanaannya, mengakui segala karunia dan anugrah-Nya dan setelah itu mengakui kurangnya dia dalam memenuhi semua itu.
Maka ia menghisab dirinya apakah ia telah memenuhi hak tingkatan-tingkatan ini? 
Apakah ia sudah mendatangkan itu semua dalam ketaatan yang telah ia kerjakan ini?
Kedua, menghisab diri atas setiap perbuatan yang telah ia kerjakan, namun meninggalkannya lebih baik dari melakukannya.
Ketiga, menghisab dirinya atas perkara mubah atau kebiasaan yang telah ia kerjakan, kenapa ia kerjakan? Apakah ia mengerjakannya karena mengharapkan wajah Allah dan negeri akhirat? 
Sehingga ia menjadi orang yang beruntung, atau mengharapkan dunia dan kesenangannya yang sesaat, sehingga ia merugi tidak beruntung!
Disusun Oleh :Abu Amina Alanshariy 
Sumber :
Kitab Mawaridul Aman Al Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah
,

Sunday, 12 February 2017

Syukur akan Nikmat Allah SWT



Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji bagi Allah yang telah memberi sebaik-baik nikmat berupa iman dan islam. Salawat dan doa keselamatanku terlimpahkan selalu kepada Nabi Agung Muhammad Saw berserta keluarga dan para sahabat-sahabat Nabi semuanya.
Pada kesempatan kali ini saya akan sharing tentang "Syukur akan Nikmat Allah SWT" .
Hadirin yang berbahagia 
Syukur mempunyai makna yaitu berterima kasih dan menerima dengan sepenuh hati akan anugerah atau nikmat yang allah berikan kepada kita.
Kita tidak akan bisa menghitung, mengira berapa banyak nikmat yang Allah berikan, mulai dari nikmat kesehatan, nikmat iman, nikmat masih bisa berfikir dan berbagai nikmat lagi yang tak bisa kita hitung satu persatu. Namun yang menjadi permasalahannya adalah mengapa kita tidak bisa bersyukur akan semua nikmat yang Allah berikan? dan mengapa kita selalu berfikir bahwa nikmat itu berupa materil / uang.
Pemikiran seperti ini sebenarnya sangat lah salah dan fatal, karena apabila kita berfikir seperti ini berarti kita termasuk orang yang kufur.
Sebagai mana firman Allah :
yang artinya adalah " Jikalau kamu bersyukur akan nikmat Allah maka akan Allah tambah nikmat kepada mu, Namun jika kamu kufur akan nikmat Allah, sungguh adzab Allah sangat pedih." 
Maka dari itu apabila kita tidak ingin masuk kedalam golongan orang orang yang kufur itu maka sehendaknya kita bersyukur.
Dampak Positif dari bersyukur :

1. Menghilangkan rasa sombong dan angkuh.
2. Menyadarkan diri bahwa semua yang dimiliki adalah kepunyaan Allah Semata.
3. Menyadarkan diri bahwa kita lebih beruntung dari pada orang lain.
Apabila kita tidak ingin kufur maka kita jangan pernah sekali-kali memandang keatas kita tapi cobalah kita memandang kebawah karena dari situlah kita akan tersadar bahwa seberuntungnya kita dibanding orang lain.

Demikian artikel singkat yang dapat saya sampaikan lebih kurang saya mohon maaf. 
Assalamualaikum Wr.Wb
,

Keutamaan Sholat Dhuha




    Bismillaahhirrohmaanirrohiim..
    Assalamu"alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..
Alhamdulillahirobbil ‘alamin, washolatu wasalmu"ala ashrofil ambya"i walmursalin, wa ‘ala alihi washohbihi aj"mangin. Ama ba"du…
Bapak Ibu jama"ah yang dimuliakan Allah, marilah kita panjatkan puji syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah kepada kita, utamanya adalah nikmat islam, kesehatan, kekuatan dan kesempatan.
Tak lupa salam dan shalawat semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad Shallahu ‘alaihi wassalam, keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa istiqomah melaksanakan ajarannya. Aamin yaa robbal ‘alamiin..
Jama"ah yang dirahmati Allah, pada kesempatan kali ini saya akan membacakan sebuah kultum dengan tema:


Keutamaan Sholat Dhuha

Shalat dhuha merupakan salah satu shalat sunah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam. Banyak sekali penjelasan hadits yang menyebutkan berbagai keutamaan, manfaat atau keistimewaan shalat dhuha bagi siapa saja yang melaksanakannya.
Keutamaan dan keistimewaan sholat dhuha menurut beberapa hadits Rasulullah Muhammad Shallahu ‘alaihi wassalam antara lain:


1. Bentuk terima kasih dan rasa syukur kita kepada Allah
 
Sholat dhuha merupakan ekspresi terimakasih kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta"ala, atas nikmat sehat dan bugarnya setiap sendi tubuh kita. menurut Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam, setiap sendi ditubuh kita berjumlah 360 sendi yang setiap harinya harus kita beri sedekah sebagai makanannya. Dan sholat dhuha adalah makanan bagi sendi-sendi tersebut.
"Pada setiap manusia diciptakan 360 persendian dan seharusnya orang yang bersangkutan (pemilik sendi) bersedekah untuk setiap sendinya." Lalu, para sahabat bertanya:" Ya Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam, siapa yang sanggup melakukannya? " Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam menjelaskan:
"Membersihkan kotoran yang ada di masjid atau menyingkirkan sesuatu (yang dapat mencelakakan orang) dari jalan raya, apabila ia tidak mampu maka sholat dhuha dua raka"at, dapat menggantikannya" (H.R. Ahmad bin Hanbal dan Abu Daud)


2. Sedekah bagi seluruh persendian tubuh manusia
 
Dari Abu Dzar al-Ghifari ra., ia berkata bahwa Nabi Muhammad Shallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
"Di setiap sendi seorang dari kamu terdapat sedekah, setiap tasbih (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan lailahaillallah) adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan dua rakaat Dhuha diberi pahala" (HR Muslim).


3. Sebuah rumah di surga
 
Bagi yang rajin mengerjakan shalat Dhuha, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di dalam surga. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi Muahammad Shallahu ‘alaihi wassalam:
"Barangsiapa yang shalat Dhuha sebanyak empat rakaat dan empat rakaat sebelumnya, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di surga." (Shahih al-Jami": 634)


4. Memperoleh ganjaran di sore hari
 
Dari Abu Darda" ra, ia berkata bahwa Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam berkata:
Allah ta"ala berkata: "Wahai anak Adam, shalatlah untuk-Ku empat rakaat dari awal hari, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu (ganjaran) pada sore harinya" (Shahih al-Jami: 4339).
Dalam riwayat lain juga disebutkan: Sesungguhnya Allah ‘Azza Wa Jalla berkata: "Wahai anak Adam, cukuplah bagi-Ku empat rakaat di awal hari, maka aku akan mencukupimu di sore harimu".


5. Pahala Umrah
 
Dari Abu Umamah ra bahwa Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
"Barang siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat wajib, maka pahalanya seperti seorang yang melaksanakan haji. Barang siapa yang keluar untuk melaksanakan shalat Dhuha, maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan ‘umrah…" (Shahih al-Targhib: 673).

Dalam sebuah hadits yang lain disebutkan bahwa Nabi Shallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
"Barang siapa yang mengerjakan shalat fajar (shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah usai) duduk mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna, sempurna.." (Shahih al-Jami": 6346).

 
6. Mendapatkan Ampunan Dosa
 
"Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan." (HR Tirmidzi).

Itulah beberapa kutipan hadist mengenai Keutamaan dan Keistimewaan Shalat Dhuha. Semoga bisa membuat kita lebih giat lagi dalam menjalankan shalat dhuha, dan bagi yang belum melaksanakannya mungkin bisa sesegera mungkin untuk memulai menjalankannya… Aamiin…
Walaupun banyak sekali keutamaan dan manfaat sholat dhuha, namun kita harus tetap menjaga niat kita. Alangkah baiknya jika kita melakukannya dengan ikhlas tanpa pamrih, hanya mengharap ridho dan kasih sayang Allah Subhanahu Wa Ta"ala.
Demikianlah sedikit yang dapat saya sampaikan. Kurang lebihnya saya mohon maaf. Billahitaufik walhidayah.. Wassalamu"alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh.
,
 
back to top