* anti copy

Sunday, 12 February 2017

Muslim yang Baik

 


Muslim yang baik adalah muslim yang bisa memberikan manfaat buat orang lain dan patuh pada perintah sang khalik. Menjadi muslim yang sejati bukanlah hal yang gampang dijalani, hal ini perlu adanya kesungguhan dan niat ikhlas. Katagori muslim yang baik tidak terbatas dari perkataannya tapi benar-benar diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Menjadi Muslim Yang Baik adalah idaman semua orang. Baik di dalam konteks akhlak adalah faktor utama seorang muslim, sebab Nabi diutus untuk menyempurnakan akhlak umatnya. Kebaikan seorang mukmin akan di balas oleh Alloh dengan kebaikan yang berlipat pula. Jangan merasa rugi ketika kita berbuat kebaikan karena itu adalah nilai investasi akhirat kita.

Ada 3 faktor utama dalam konteks kebaikan, yaitu kebaikan terhadap Alloh, kebaikan terhadap manusia dan kebaikan terhadap lingkungan. Tiga faktor inilah yang disebut sebagai IMAN, dan iman pulalah yang akan menjembatani seseorang mendapat ridha dan rahmat Alloh. 

Yang terhormat para alim ulama

Dan saudara-saudaraku kaum muslimin yang berbahagia

Segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam, kepada-Nya kita minta ampun, dan kepadanya pula kita minta pertolongan dan kami berlindung kepada Allah dari segala kejahatan dan kejelekan perbuatan kami. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, baginya tidak ada orang yang bisa menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan oleh-Nya, tidak ada seorangpun yang bisa memberinya petunjuk.

Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. dia tidak berserikat dan Dia adalah Esa. Dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan juga utusan-Nya, semoga Allah melimpahkan Shalawat dan Salam-Nya atas beliau, para keluarga dan sahabat-sahabat beliau, juga semua pengikutnya sampai hari kiamat. Selanjutnya terimakasih saya haturkan kepada saudara pembawa acara, yang telah memberi kesempatan kepada saya, untuk berpidato dihadapan saudara sekalian. Kalai ini, tema pidato saya adalah : Muslim yang Baik

Hadirin dan hadirat yang dirahmati Allah!

Islam mengajarkan kepada kita tentang keesaan Allah. menyamakan Allah dengan yang lain adalah suatu dosa yang besar, Allah adalah Ahad (Esa), tidak berbilang, Allah tidak bisa dipisah-pisahkan kedalam banyak pribadi, karena akan bertentangan dengan sifat-Nya yaitu Wahdaniyah, Allah tidak beristri, tidak beranak dan tidak diperanakan. Begitu juga tidak ada yang menyamai-Nya dari segi apapun. Sebagaimana disebutkan dalam surat Al Ikhlas:

Artinya: Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada siapapun yang setara dengan Dia

Allah yang menciptakan segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, baik yang gaib contohnya malaikat, jin, setan ruh atau yang zhahir seperti gunung, kayu, batu dan segala yang ada di muka bumi ini, semuanya adalah ciptaan Allah. Oleh karena itu, kita sebagai orang islam, janganlah keliru menyembah. Jangan menyembah kayu, batu, gunung, kuburan atau apa saja selain Allah. Karena di dunia ini tiada Tuhan yang pantas disembah kecuali hanya Allah semat. Tiada yang pantas dimintai pertolongan kecuali hanya Allah, kepada-Nya kita mengabdikan diri  dan kepada-Nya kita minta pertolongan sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Fatihah, ayat 5:

Artinya: Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.

Saudara seiman dan seperjuangan!

Islam seseorang tidak hanya cukup dilihat dari aktifitas luar saja, seperti pandai bahasa Arab, berpakaian serba bagus, pakai peci bagus, sarung bagus, busana muslim serba lux, tetapi orang Islam sejati adalah orang yang memproklamirkan diri dengan prinsip bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan Allah, lalu ia beristiqamah dan memegang teguh komitmen keimanannya.

Muslim yang baik (shalih), adalah selalu mentaati aturan yang ada dalam Islam, contohnya selalu mengamalkan lima pilar islam, yaitu : Syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji bagi yang mampu, disamping itu muslim yang baik selalu berkata dan berperilakuyang benar, kapan dan dimanapun ia berada, tidak hanya terbatas di tempat yang suci seperti di mesjid atau mushala. 

Orang Islam yang  baik akan merasa bahagia jika ada orang lain mendapat nikmat, dan merasa sedih jika orang lain dalam kesulitan, ia akan berbalaskasihan dsan terdorong hatinya untuk ikut membantunya. Dalam hal ini Allah menjelaskan dalam Al-Quran

Artinya:Muhammad adalah Rasul Allah. Dan mereka yang bersamanya keras terhadap orang kafir, dan kasih sayang antara mereka sendiri. Kamu (Muhammad) melihat mereka ruku dan sujud mengharapkan keutamaan dari Allah dan mengharap ridha-Nya

Saudara sekalain yang berbahagia!

Haruslah difahami, bahwa Islam bukanlah agama kepercayaaan yang diwarnai oleh aketisme yaitu mengerjakan sesuatu hanya demi akhirat saja, Islam juga bukan sekedar diam di mesjid, tidak hanya shalat, zakat, uasa dan haji, tetapi islam mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Adapun yang kita lakukan untuk meningkatkan duniawi dan demi mendapat ridha dari Allah adalah termasuk kategori ibadah. Islam menganjurkan kehhidupan yang produktif, aktif dalam kegiatan sosial yang kreatif, dan bukan mengasingkan diri dari komunitas masyarakat yang hanya berhubungan dengan Allah semata. Kkonsep islam selalu seimbang antara kebutuhan duniawi dan ukhrawi. Seperti yang dijelaskan dalam Al Quran surat Al Qhasas, ayat 88:

Artinya:Dan carilah apa yang telah dianugerahkan oleh Allah kepadamu (kebahagiaan)negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu (kenikmatan) duniawi, berbuat baiklah (kepada orang lain), sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu. Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi ini seseungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.(QS Al Khasas )

Ayat tersebuat dikuatkan oleh sabda Nabi Muhammad saw:

Artinya: Bekerjalah untuk dunia kamu, seakan-akan hidup selamanya, dan bekerjalah untuk akhiratmu, seakan-akan kamu besok akan mati.

Maka dari itu, bukanlah muslim yang baik jika hanya mengasingkan diri dan bersemedi dalam mesjid, sebaliknya, juga bukan muslim yang benar jika di dunia ini jika hanya memburu kekayaan saja, tanpa menghiraukan kewajibannya sebagai orang islam demi kebahagiaannya di akhirat kelak.

Hadirin yang berbahagia !

Tunjukan identitas diri sebagai muslim, walaupun berada di suatu negara non muslim,. Seharusnya kita menunjukan identitas keislaman, lalau kita bekerja di tengah-tengah non muslim.

Wahai generasi muda islam !

Sesungguhnya Allah telah memilihkan untuk kamu suatu agama yang lurus, karena itu janganlah kamu mati kecuali tetap memegang akidah islam. Demikian apa yang dapat saya sampaikan ada kurang lebihnya, saya minta maaf yang sebesa-besarnya.

 
back to top