Bersuci ada dua macam: Bathinah maknawiyah (bersuci secara batin) dan Zhahirah hissiyah (bersuci secara lahir).
- Thaharah/bersuci secara batin adalah membersihkan hati dari kotoran-kotoran syirik, keraguan, syubhat dan dengan segala macam dan bentuknya. Caranya dengan bertindak ikhlas dan benar-benar ditujukan hanya kepada Allah, dan mengikuti Rasulullah. Membersihkan jiwa dari perbuatan maksiat, dosa dan penyimpangan-penyimpangan yang dapat dilakukan dengan cara bertaubat nashuha.
- Thaharah/bersuci secara lahir adalah membersihkan kotoran dan hadats:
- Membersihkan kotoran: Dengan cara menghilangkan najis/kotoran dengan air yang suci dari anggota badan, pakaian atau tempat (ibadah) dan lain sebagainya.
- Membersihkan hadats: Dengan cara berwudhu, mandi dan tayamum.
DENGAN (ALAT) APA BERSUCI DAPAT DILAKUKAN?
Bersuci dapat dilakukan dengan dua alat:
1. Air mutlak.
Air mutlak adalah air yang memang dari
asalnya bersih/suci, tidak bercampur dengan sesuatu apapun yang bisa
merubah keasliannya balk benda yang najis ataupun yang suci. Seperti air
hujan, air sumur, air mate air, air wadi (lembah), air sungai, air
salju/es yang mencair, air laut yang asin.
Berdasarkan firman Allah:
وأنزلنا من السماء ماء طهورا
“dan Kami tunmkan dari langit air yang amat bersih, “ (Al-Furqan: 48)
Sabda Nabi:
الماء طهور لا ينجسه شيء
“Air itu adalah suci, tidak dikotori oleh sesuatu apapun. “ (HR. Ahmad, Abu Daud, dan lain-lain. Hadits ini shahih)
2. Debu yang suci.
Debu yang suci yaitu bagian tanah yang
suci berupa debu atau kerikil atau bath atau tanah berair/lembab dan
asin. Berdasarkan sabda Nabi
و جعلت لي الأرض طهورا و مسجدا
“Dan dijadikan untukku bumi itu adalah suci dan sebagai masjid tempat shalat.” (HR. Muslim)
Debu menjadi alat untuk bersuci dalam
keadaan tidak ditemukan air atau tidak mampu menggunakannya, seperti
karena sakit dan lainnya. Berdasarkan finnan Allah
لم تجدوا ماء فتيمموا صعيدا
“Kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci).” (An-Nisa’: 43)
Sabda Nabi
إن الصعيد الطيب طهور المسلم و إن لم يجد الماء عشر سنين فإذا وجد الماء فليمسه بشرته
“Debu yang suci adalah alat bersuci
orang muslim, walaupun ia tidak mendapatkan air sepuluh tahun, tetapi
apabila ia mendapatkan air, hendaklah air itu ia sentuhkan kepada kulit
badannya.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan lain-lain. Hadits ini shahih)