* anti copy

Thursday 25 August 2016

Kisah Kelahiran Al-Masih Isa Putra Maryam

thumbnail 1 summary


Segala puji hanya milik Allah, Tuhan yang Maha Suci dan Shalawat beserta salam semoga di limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad salallahu’alaihi wassalam.

Allah berfirman yang Artinya :
Katakanlah (Muhammad) “Dialah Allah, Yang Maha Esa” “Allah Tempat Meminta Segala Sesuatu” “Allah Tidak Beranak Dan Tidak Pula Diperanakan” “Dan Tidak Ada Sesuatu Yang Setara Dengan Dia” (Q.S. Al-Ikhlas 4 Ayat).

nabi isa

Beliau adalah putra maryam, seorang wanita suci yang mengabdikan dirinya di rumah suci (Baitul Maqdis) dibawah pemeliharaan Nabi zakariya. Setiap kali Nabi Zakariya masuk ke tempat maryam di mihrab, beliau selalu menjumpai ada buah-buahan yang terhidang di tempatnya dan buah-buah itu ada bukan pada musimnya. Sehingga zakariya mengetahui bahwa hidangan buah itu berasal dari syurga.

Sampai pada suatu saat maryam kedatangan seorang tamu yang tidak dikenalnya yang menyampaikan khabar dari Allah akan lahirnya seorang anak laki-laki dari dirinya. Tamu mengejutkan itu tidak lain adalah Malaikat Jibril atas perintah Allah swt.

Ia Jibril berkata : “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anaklaki-laki yang suci”.

Maryam berkata : “bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina”.

Firman Allah yang artinya :
Jibril berkata : “demikianlah Tuhanmu berfirman “Hal itu adalah mudah bagi-Ku, dan agar dapat kami menjadikanya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari kami, dan hal itu suatu perkara yang sudah di putuskan” (Q.S. Maryam 19-21).

Isa as. Itu adalah seorang hamba Allah, di antara hamba-hamba Allah yang lain. Allah menciptakan dan membentuk rupanya di dalam rahim sang Ibu, sebagaiman Allah membentuk dan menjadikan mahluk yang lain, Allah menciptakan Isa, tanpa melalui seorang ayah, sebagaimana Allah menjadikan Adam, tanpa seorang ayah dan ibu. Dalam menjadikan sesuatu Allah cukup mengatakan padanya “Jadilah” maka terjadilah sesuatu itu, mengenai proses penciptaan Isa itu dapat pula disimak dalam firman Allah :

Artinya :
“Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata “hai maryam sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). Hai Maryam, Ta’atlah kepada tuhanmu, sujd dan ruku’ lah bersama dengan orang-orang yang ruku’.
 

Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang kami wahyuka kepada kamu (Muhammad), padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam, dan kamu tidak hadir disisi mereka ketika mereka bersengketa.
 

(Ingatlah),ketika Malaikat berkata : “Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) dari pada-Nya, namanya Al-Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan akhirat dan termasuk orang-orang yang di dekatkan (kepada Allah), dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia termasuk di antara orang-orang yang saleh.
 

Maryam berkata : “ya tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah di sentuh oleh seorang laki-lakipun”. Allah berfirman dengan perantaraan Jibril : “Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya “Jadilah”, lalu jadilah dia” (Q.S. AlI Imran, 42-47).

Setelah kedatangan tamu yang tidak lain adalah Jibril itu, Maryampun hamil, sampai akhirnya  tanpa seorang ayah itu sungguh merupakan suatu ujian yang berat bagi Maryam, seorang wanita suci, sekaligus merupakan ujian bagi manusia, siapa di antara mereka yang beriman dan inkar terhadap kekuasaan Allah itu.

Ketika kehamilan Maryam semakin membesar, orang yang pertama kali memiliki kecerdasan untuk mengetahui hal itu adalah seorang ahli ibadah bani israil yang di kenal dengan nama Yusuf bin Ya’kub an-Najjar, putra pamanya, dia sangat terkejut dan heran atas kejadian itu, karena dia tahu persis bahwa Maryam adalah seorang ahli Agama yang kuat ibadahnya lagi suci. Namun ia melihatnya hamil, sementara ia tahu bahwa Maryam tidak mempunyai seorang suami.

Pada suatu hari Yusuf bin Ya’kub, bertanya kepada Maryam. “wahai Maryam, adakah tumbuhan yang tumbuh tanpa biji?”

Maryam menjawab : “Ya”

Yusuf bertanya lagi : “Adakah pohon tumbuh tanpa air dan tidak pula hujan”

Maryam menjawab :”Ya, siapa yang menumbuhkan pohon pada awal mulanya ?” sambung Maryam yang balik bertanya.

Kemudian Yusuf berkata : “Adakah mungkin seorang anak terlahir dari seorang wanita tanpa seorang lelaki (ayah)?”

Maryam menjawab : “Ya. Ketahuilah bahwa Allah menciptakan Adam tanpa ayah dan tidak pula seorang ibu”.

Yusuf berkata : “Ceritakanlah kepadaku sebenarnya yang terjadi pada dirimu”.
Maryam berkata, sesungguhnya Allah memberikan berita gembira kepadaku,
Sebagaimana firman Allah :

Artinya :
 “(Ingatlah), ketika Malaikat berkata : “Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra yang di ciptakan) dengan kalimat (yang datang) dari padanya, namanya Al-Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang di dekatkan (kepada Allah), dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia termasuk di antara orang-orang yang saleh” (Q.S. Ali-Imran 45-46).

Nabi Zakariya yang dijadikan oleh Allah sebagai pemeliharanya juga pernah bertanya kepada Maryam, dan Maryam menjawabnya dengan jawaban yang sama. Wallahu’alam.

Diriwayatkan pula bahwa pada suatu hari, Maryam datang menemui saudara perempuanya, saudara perempuanya itu bertanya kepadanya : “Apakah kamu juga tahu, kalau akau juga hamil ?” lalu keduanya saling berpelukan, dan saudara perempuanya yang tak lain adalah ibunya Yahya itu, berkata padanya : “Aku merasakan bayi yang ada dalam kandunaganku ini, sujud (menaruh hormat) kepada bayi yang ada dalam kandunganmu”.

Maryam, bagaimanapun juga tidak bisa menyembunyikan realitas kehamilan dan kelahiran bayinya itu dari masarakatnya, ketika mereka melakukan berbagai tuduhan dan bertanya tentang seorang bayi yang di gendongnya, atas pertanyaan itu Maryam puasa bicara, ia tidak mau bicara, tetapi hanya mengisyratkan pada bayi yang berada pada buaianya, ketika Maryam mengisaratkan agar mereka bertanya pada si bayi yang digendongnya, mereka berkata : “bagaiman mungkin kami berbicara dengan seorang anak bayi yang baru di lahirkan. Sungguh di luar dugaan dan merupakan peristiwa yang mengejutkan, bayi yang berada di buaian ibunya itu, atas izin Allah, tiba-tiba bicara,
sebagaimana dalam firmanya :

Artinya :
Berkata Isa : “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, dia memberiku Al-kitab (Injil) dan dia menjadikan aku seorang Nabi, dan dia menjadikan aku seorang yang di berkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) Shalat dan (menunaikan) Zakat selama aku hidup, dan berbakti kepada ibuku, dan dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahtraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku di lahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku di bangkitkan hidup kembali” (Q.S. Maryam : 30-33).

Semoga kisah ini menambah ketebalan iman kita kepada Allah subhanahu wata’ala. Amin ya rabal’alamin.
 
back to top