Puji syukur hanya kepada Allah subhanhu wata’ala, Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepda Nabi akhir zaman yaitu Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wassalam.
Teman Media ngaji yang saya hormati, mungkin dalam keseharian kita selalu di hadapkan dengan berbagai masalah, masalah yang terus silih berganti, secara tidak langsung mendorong kita supaya terus mencari ilmu tanpa henti, karena masalah-masalah itu selalu akan datang dan mungkin tak akan berhenti sampai ajal menjemput kita, pertanyaanya adalah apakah anda siap menghadapi masalah itu sedangkan anda belum mempunyai ilmunya ? “tuntutlah ilmu sebelum anda di tuntut” di hadapkan pada suatu masalah yang anda sendiri tidak tahu cara penyelesainya karena kurang ilmu.
Tuntutlah ilmu di waktu kecil karena menuntut Ilmu di waktu kecil bagaikan mengukir di atas batu, untuk mempersiapkan di masa ketika otak pikiran ataupun fisik sudah tak mampu lagi menampung segala macam ilmu, karena menuntut ilmu di waktu tua bagaikan mengukir di atas air, pada akhirnya penyesalanlah yang akan anda dapatkan, namun penyesalan bukan berarti masalah akan selesai semuanya, akan tetapi terus meminta pertanggungan jawabanmu dan akan mengejarmu sampai kelak di akhirat nanti.
Tuntutlah ilmu agama ! untuk bekelmu di massa tua, karena saya yakin ketika anda sudah lanjut usia anda sudah dekat dengan ajalmu, ilmu agamalah yang akan anda butuhkan untuk mendekatkan diri kepada sang khaliq, karena ilmu agama.. anda akan di mudahkan jalanya menuju syurga dan para malaikatpun ridha kepadamu,serta akan mendapatkan kedudukan seperti orang-orang yang berjihad di jalan Allah.
Karena ilmu anda akan mendapatkan jariyah (amal yang mengalir) ketika engkau telah tiada, untuk itu tegakan dan amalkanlh ilmu yang engkau punyai yang baik-baik, janganlah engkau amalkan dan ajarkan ilmumu yang buruk-buruk yang terpendam di lubuk hatimu, karena sama juga akan menjadi amal jariyahmu.
Kelibihan dari pada Ilmu adalah seperti Ketika anda memberikan hartamu kepda orang lain, pastilah harta itu akan berkurang akan tetapi ketika anda memberikan ilmumu kepada orang lain pasti ilmumu itu tidak akan berkurang sedikitpun, itulah salah satu kelibahan ilmu dibandingkan dengan harta, dan ketika kamu mempunyai banyak harta pastilah kamu akan menjaganya sekuat tenagamu, siang dan malam tidak akan bisa tidur karena hartamu takut ada yang mencuri, akan tetapi ketika anda mempunyai ilmu sudah pasti kamu akan di jaga siang dan malam oleh ilmumu.
Ada satu buah cerita begini ceritanya :
Kisah si Dudung Menuntut Ilmu
Pada suatu masa tempo dulu... ada anak yang pergi menuntut ilmu kepada seorang guru ngaji, sebut saja namanya si Dudung, biasanya kalau belajar ngaji untuk pemula, seorang guru ngaji akan mengajarkan cara membaca Al-qur’an yaitu dengan belajar Iqra, di dalam rungan belajar ngaji itu banyak teman-temanya yang sama seusianya kurang lebih tujuh tahunan bersama-sama si Dudung belajar ngaji.
Si Dudung termasuk santri yang aktif dan rajin belajar ngaji, dia selalu menurut pada guru ngajinya dan selalu datang lebih awal ke tempat pengajian dari pada kawan-kawan yang lainya, dan dia juga di katagorikan anak yang rajin namun dia Telmi alias telat mikir, dalam hal belajar ngaji dia selalu tertinggal dengan kawan-kawan yang lainya.
Waktu terus berjalan........ kawan-kawanya si Dudung semua sudah khatam Iqra, namun karena si Dudung telmi dia belum bisa seperti kawan-kawanya yang khatam Iqra alias tidak naik, tetapi si Dudung tidak Putus Asa, maju teruuusssss.
Dan biasanya dalam belajar ngaji yang sudah khatam Iqra, akan di pisah ruanganya untuk melanjutkan belajar membaca Al-qur’an, karena si Dudung Telmi belum khatam Iqra maka dia tetap di ruangan belajar Iqra, bersama dengan anak-anak baru.
Dan waktu terus berjalan ............... untuk periode ini si Dudung juga tidak mampu khatam Iqra seperti kawan-kawanya yang baru, begitu juga seterusnya .. sampai si Dudung menginjak usia remaja, sampai tua.. rambutnya juga sudah memutih, dia sama sekali tidak ada perubahan yang segnipikan ...! ngajinya juga masih Iqra.sampai Dia sudah di anggap menjadi bagian dari pada kelurga seorang guru ngajinya tersebut.
Pada suatu ketika........... sang guru kedatangan tamu yang menawarkan untuk pergi haji, sebagai tanda terima kasih, karena anaknya telah dididik oleh sang guru ngaji dan sang guru ngajipun tidak menolaknya atas pemberian seorang tamu tersebut untuk menunaikan ibadah haji pergi ke makah, mendengar sang guru mau pergi haji, si Dudung ingin pula pergi haji, dia mengutarakan niatnya ingin pergi haji kepada sang guru tersebut, lalu sang guru bertanya kepada si Dudung “apakah kamu ingin pergi haji, sudah punya ongkos dan bekalnya.....?” si Dudung menjawab “saya tidak punya ongkos ataupun bekal” sang guru ngaji terkejut mendengarkan jawaban si Dudung, dalam hati sang guru, “bagaimana ini.... saya juga pergi haji ada yang membiayain” sang gurupun merasa kasihan juga kepada si Dudung “Dudung... kamu ini bagaimana orang mau pergi haji tapi kok nggak ada ongkosnya !” ucap sang guru ngaji, dan si Dudungpun terus memaksa agar bisa ikut pergi haji bersama sang gurunya, singkatnya cerita akhirnya sang guru memperbolehkanya si Dudung ikut pergi haji bersamanya “ya.. udah dung, kalau kamu maksa mau ikut pergi haji, tapi dengan suatu syarat... karena kamu tidak punya ongkos ataupun bekal... maka ketika kamu mau masuk pintu kapal, kamu harus membaca ini..... kata sang guru, dan nanti ketika kalau kamu mau pulang ke tanah air kamu harus baca ini...... tanpa pikir lagi, karena memang si Dudung selalu menuruti apa kata sang gurunya si Dudung pun menurut dan percaya apa kata sang gurunya.
Sampailah sang guru dan si Dudung di pintu masuk kapal, sesuai dengan perintah sang guru si Dudung pun membaca bacaan yang telah di ajarkan oleh sang gurunya dan ternyata..... si Dudungpun selamat bersama sang guru masuk kedalam kapal.
Sang guru dan Si Dudung pun berangkat menunaikan rukun islam yang kelima, setelah selesai menjalankan rukun-rukun dan lain sebagainya, si Dudung dan sang gurupun akan kembali pulang ke tanah air, dan ketika memasuki pintu kapal si Dudungpun kembali mencoba membaca bacaan yang di ajarkan oleh sang guru... akan tetapi si Dudung lupa ama bacaanya... sedangkan sang guru sudah terlebih dahulu memasuki kapal dan si Dudungpun tertingal di belakang, ternyata....... si Dudung lupa bacaan yang telah di ajarkan oleh sang gurunya,(karena memang si Dudung pelupa) Al-hasil si Dudung di tangkap Laskar saudi arabia, si Dudungpun di penjara.
Setelah sudah melewati masa tahananya akhirnya si Dudung di deportasi dan sebelum si dudung di deportasi, si Dudung di titipi tas koper besar oleh laskar arab saudi, kata laskar “ini tas koper sudah berada lama sekali disini, menurut cerita.. tas koper tersebut kepunyaan jama’ah haji dari indonesia, yang sudah meninggal, saya sendiri belum pernah membuka tas tersebut dan tidak tahu isinya apa...dari pada tas ini disimpan disini bikin sempit... untuk itu tas ini saya titipkan kepada kamu untuk di berikan kepada si pemiliknya yaitu fulan bin fulan dengan alamat tertera di di bagian depan tas tersebut” tanpa berpikir lama-lama si Dudungpun menerima amanat tersebut.
Si Dudungpun kembali ke tanah air dengan di biayai oleh pemerintahan Arab saudi, sesampainya di kampung halaman, si Dudung langsung berkunjung ke rumah sang guru, sembari membawa tas koper besar titipan seorang laskar dari Arab saudi, si Dudung meceritakan hal ihwal pengalaman-pengalamanya ketika setelah sang guru pergi menInggalkanya.
Menurut sang guru tas atau barang titipan tersebut adalah amanat yang harus di sampaikan kepada yang punyanya, lalu si Dudung dan gurunya pergi mencari alamat tersebut, sesampainya tiba di alamat tersebut dudung dan sang guru menanyakan pada salah satu penduduk desa, dan mendapat jawaban, bahwa orang yang bernama si fulan bin fulan memang ada.. tapi sudah lama meninggal di arab saudi ketika menunaikan ibadah haji, namun di kampungnya tak ada satupun keluarga atau ahli warisnya, kejadian itu sudah perpuluh-puluh tahun lamanya, bahkan penduduk desapun sudah jarang yang tahu kecuali orang-orang tuanya, mendengar cerita dari penduduk setempat.. akhirnya si Dudung dan gurunya kembali pulang, sembari bertanya kesana-kemari terus menanyakan keberadaan orang yang bernama fulan bin fulan, karena sudah lama berusaha menyampaikan amanat tersebut dan tidak menemukanya, singkat cerita..... si dudung dan gurunya memutuskan bahwa pencarian tersebut tidak mendapatkan hasil, akhirnya si Dudung dan gurunya penasaran sebetulnya apa isi tas koper tersebut, setelah berunding dengan sang guru akhirnya memutuskan untuk membuka tas koper tersebut, setelah tas koper di buka..... keduanya terkejut melotot hampir tak percaya bahwa isi koper itu penuh dengan emas,intan, berlian, si Dudung bertanya pada sang guru “barang ini mesti harus di apakan... ?” jawab sang guru ini menjadi milikmu dung....! si Dudungpunkaget bukan kepalang setelah mendengar jawaban gurunya, singkat cerita... setelah di selesaikan kewajiban-kewajiban zakat dan lain-lainya, si Dudungpun pulang sambil membawa sebagian dari isi koper tersebut, dan hidup normal seperti yang lainya, mempunyai empat anak semuanya menjadi orang yangtergolong penting di negri ini.
Itulah kisah cerita si Dudung, silakan saudara-saudara pembaca semuanya mengambil ‘itibar dari kisah tersebut yang mana si Dudung kecil belajar ngaji yang tidak pernah khatam Iqra tapi dia sangat rajin dan taat kepada guru ngajinya.
Dengan kisah ini semoga bermanfaat bagi pembaca semuanya.
Dalil-Dalil
Dilihat dari segi ibadah, sungguh menuntut ilmu itu sangat tinggi nilai dan pahalanya,
Hadist Nabi Muhammad salallahu ‘alahi wassalam yang artinya :
“Sungguh sekiranya engkau melangkahkan kakinya di waktu pagi (maupun petang), kemudian mempelajari satu ayat dari kitab Allah (Al-qur’an), maka pahalanya lebih baik dari pada ibadat satu tahun”.
Dalam Hadist lain di nyatakan yang artinya :
“Barang siapa pergi untuk menuntut ilmu, maka dia termasuk golongan sabilillah (orang yang menegakan agama Allah) hingga ia sampai pulang kembali” (H.R Turmudzi).
Dalam hadist tersebut, mengapa menuntut ilmu sangat tinggi nilainya di lihat dari segi ibadat ?. karena amal ibadat yang tidak dilandasi dengan ilmu yang berhubungan dengan itu, akan sia-sialah amalnya, syaikh Ibnu Ruslan dalam hal ini menyatakan :
“Siapa saja yang beramal (melaksanakan amal ibadat) tanpa ilmu, maka segala amalnya akan di tolak, yakni tidak di terima”.
Derajat Orang Yang Berilmu
Jika ditinjau dari segi orang yang memiliki ilmu dengan yang tidak, maka sungguh jauh sekali perbedaanya, baik nilainya maupun derajatnya, sebagaimana firman Allah.
Artinya :
“katakanlah hai Muhammad!, adakah sama orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu ? Sesungguhnya yang dapat menyadari itu hanyalah orang yang mempunyai pikiran” (Q.S. Az-Zumar, ayat 9).
Di dalam ayat lain Allah berfirman :
Artinya :
“Allah meninggikan segala orang yang beriman dan segala orang yang diberikan ilmu dengan beberapa derajat” (Q.S Al-Muzadalah, ayat 11).
Ayat-ayat tersebut menggambarkan, betapa tingginya nilai dan derajat orang yang berilmu itu, dengan ilmu manusia akan memperoleh segala kebaikan dan dengan ilmu manusia akan memperoleh kedudukan derajat yang mulia, walaupun pada suatu ketika pandangan manusia terhadap ilmu atau pemilik ilmu menjadi tak jelas, karena kerasnya pengaruh benda-benda atau yang lain-lainya, tetapi kita yakin, nanti pada suatu ketika juga, manakala bahaya yang di timbulkan oleh benda-benda atau lainya telah menghebat, orang akan kembali lagi mencari ilmu untuk pengobatanya.
Semoga bermanfaat bagi pembaca semua amin.